Breaking News
Loading...
Wednesday, 10 October 2012

NASKAH DRAMA DESA MASIN

02:39

ASAL USUL DESA MASIN
( Raden Ayu Dewi Nawangsih & Raden Bagus Rinangku )

ADEGAN PERTAMA

DILERENG PERBUKITAN GUNNUNG MURIA TEPATNYA DI PADEPOKAN PARA SANTRI KANJENG SUNAN MURIA.
Sunan muria      :    Alhamdulillah, santri pengikut yang menuntut ilmu di padepokanku kini semakin banyak. Bahkan dari kerajaan matarampun turut berguru kesini.Namun ada yang menggangu perasaanku, keberadaan putri kesayangankuyang semakin hari semakin tumbuh dewasa yang sudah tentu pasti semakin menarik perhatian para santriku yang mayoritas laki-laki dan tentu itu cukup merepotkanku. Semoga kecantikannya membawa berkah dan tidak membawanya terjerumus pada kelaknatan. Semoga Allah SWT melindungimu nak..
Rinangku           :    Assalamu’alaikum kanjeng sunan
Sunan muria      :    Wa’alaikum salam Wr.Wb.
Rinangku           :    Hamba telah berhasil melaksanakan tugas yang diperintahkan kanjeng sunan kepadaku, dan hamba pula membawa seorang santri yang ingin berguru disini.
Sunan muria      :    Bagus, bagus rinangku,  kau telah berhasil melaksanakan tugasmu dengan baik. Namun, ada satu tugas lagi untukmu.
Rinangku           :    Sendiko dawuh kanjeng sunan, hamba siap melaksanakan tugas yang akan anda berikan kepada hamba.
Sunan muria      :    Baiklah rinangku, aku menugaskan sekali lagi kepadamu untuk menjaga burung-burung yang sedang makan bulir padi di sawah.
Rinangku           :    Sendiko dawuh kanjeng sunan.
Sunan muria      :    Baiklah, sekarang laksanakan tugasmu.
Rinangku           :    Hamba mohon pamit kanjeng, wassalamu’alaikum.
KEHENINGAN DAN LAMUNAN KANJENG SUNAN DIKEJUTKAN DENGAN KEDATANGAN CIBOLEK SALAH SATU SANTRI YANG BERGURU PADANYA SEKALIGUS MENARUH HATI PADA PUTRI KESAYANGAN KANJENG SUNAN MURIA
Cibolek              :    Assalamu’alaikum kanjeng sunan..ngaturi katiwasan kanjeng, berbahaya..berbahaya kanjeng...berbahaya!
Sunan muria      :    Ada apa cibolek?ada apa?tenanglah dan ceritakan ada apa sebenarnya.
Cibolek              :    Anu..anu kanjeng sunan..raden ayu dewi nawangsih putri dalem kanjeng, di bawa raden bagus rinangku ke perbukitan, dan disana mereka melakukan.........perbuatan yang tidak senonoh!
Sunan muria      :    (Terkejut) Hai cibolek bicara yang benar! Kamu jangan selalu mengadukan yang tidak-tidak. Raden bagus rinangku itu santri yang baik, satu-satunya muridku yang cerdas dan mumpuni disetiap ilmu yang dia pelajari.
Cibolek              :    Nyuwun sewu kanjeng, nyuwun pangapunten, kejadian ini benar-benar terjadi, saya tidak mengada-ada. Kalau memang kanjeng tidak percaya, monggo kulo dherekake membuktikannya.
Sunan muria      :    Cibolek! Jika kata-katamu itu tidak bisa dipertanggung jawabkan kamu minta hukuman apa?
Cibolek              :    Hukuman matipun hamba siap kanjeng!
Sunan muria      :    Baik cibolek, jika yang kamu katakan itu memang benar..coba buktikan!
Cibolek              :    Monggo, monggo kanjeng sunan!
ADEGAN KEDUA

DIHAMPARAN SAWAH YANG LUAS DI PERBUKITAN, DITENGAH LEBATNYA PADI YANG MENGUNING, RADEN BAGUS RUNANGKU DENGAN TEKUN
Rinangku           :    Alhamdulillah, apa yang ditugaskan kanjeng sunan kepadaku untuk menjaga burung yang memakan bulir padi ini dapat aku laksanakan dengan baik. Semoga allah memberkahi segalanya.
TIBA-TIBA DEWI NAWANGSIH BESERTA DAYANG-DAYANGNYA DATING MENGHAMPIRI RADEN BAGUS RINANGKU YANG SEDANG MENJALANKAN TUGAS YANG DIBERIKAN OLEH KANJENG SUNAN.
Dewi nawangsih     :    Kakang mas bagus rinangku..ini saying kang mas..
Rinangku           :    Oh di ajeng, ternyata kamu, ada gerangan apa yang membuatmu dating kemari diajeng?
Dewi nawangsih     :    Aku merindukanmu kakang..
Rinangku           :    Aku pun merindukanmu..
DITENGAH KEMESRAAN PERTEMUAN RINANGKU DAN DEWI NAWANGSIH, DATANGLAH KANJENG SUNAN MURIA BERSAMA CIBOLEK DAN PARA PERAJURITNYA.
Rinangku           :    Assalamu’alaikum kanjeng sunan.
Sunan muria      :    Waalaikum Salam, salammu aku terima, namun kenapa ini?kenapa kau biarkan bulir padi yang telah menguning ini di makan burung?
Rinangku           :    Nyuwun ngapunten kanjeng sunan, hamba hanya melaksanakan perintah kanjeng sunan. Namun jika kanjeng sunan menginginkan bulir-bulir padi yang telah dimakan burung itu kembali, hamba akan segera mengembalikannya kanjeng sunan.
SEKETIKA BULIR-BULIR PADI TERSEBUT KEMBALI SEPERTI SEDIA KALA DENGAN ILMU YANG DIMILIKI RINANGKU, NAMUN HAL ITU MALAH MEMBUAT SUNAN MURIA MENJADI LEBIH MARAH.
Sunan muria      :    Rinangku, kau tidak perlu memamerkan kesaktianmu itu, dan kau nawangsih,  menjauh dari rinangku, kalian bukanlah muhrim..
                               Raden bagus rinangku muridku, perlu kamu ketahui, saya tidak pernah mengajarkan perbuatan yang dilaranng agama dan kurang terpuji seperti ini.
Rinangku           :    Ampun kanjeng, hamba disini tidak melakukan apa-apa, hamba disini hanya melaksanakan tugas yang diberikan kanjeng. Justru diajeng dewi nawangsihlah yang datang kesini untuk menghampiri hamba.
Nawangsih         :    Romo, yang dikatakan kakang mas bagus rinangku benar room. Saying yang dating kesini menghampiri kakang mas bagus rinangku, tetapi kami tidak melakukan apa-apa room. Ini kesalahan saya room.
Cibolek              :    Tidak..tidak..tidak bias..no..no..no…bagus rinangkulah yang membawa raden ayu dewi nawangsih kesini, kita sudah membuktikannya kanjeng. Karena tidak pantaslah seorang santri berbuat yang tidak senonoh, lebih baik dia dimusnahkan saja kanjeng.
Sunan muria      :    Hai bagus rinangku, kamu tidak pantas menjadi muridku lagi, maka kamu harus dihukum dan apakah kamu dapat menahannya dengan kesaktianmu itu. Kepercayaanku sudah kamu khianati.
SEKETIKA ITU, KANJENG SUNAN MURIA MENGHUNUSKAN SEBILAH KERIS ITU KE BADAN RADENG BAGUS RINANGKU.
Dewi nawangsih     :    Romo!!!! Tego mentolo panjenengan romo!!
                               Kang mas rinangku..kang mas..aku ikut bersamamu kang mas..
SEKETIKA KERIS YANG MENEMBUS DADA RINANGKU MENGHUNUS DEWI AYU NAWANGSIH YANG TENGAH MENAHAN RADEN BAGUS RINANGKU.
Sunan muria      :    (Kebingungan karena kejadian tersebut) Innalillahi Wa Innailaihi Raji’un. Cibolek, akibat hasutanmu aku telah membunuh santri dan putriku sendiri..
Cibolek              :    Lho..lho..lho..lho..lho..lho……kok saya yang disalahkan..sampun kanjeng..ini semua sudah takdir Allah.
Sunan muria      :    Sudahlah, semua ini sudah terjadi, dari kejadian ini aku mengumumkan kedua jenazah ini untuk dimakamkan disini. Dan perlu diingat kematian anakku dan muridku raden bagus rinangku berada dikawasan desa masin. Mulo mbesuk ing rejaning zaman desa lan makam iki tak jenakno “MASIN”.
                               Dan kalian para prajurit kenapa kalian hanya berdiri saja..kalian bagaikan pohon jati.
SEKETIKA PARA PRAJURIT ITU PUN MENJADI POHON JATI YANG BESAR YANG SEKARANG KEBERADAANNYA DI SEKITAR MAKAM DEWI AYU NAWANGSIH DAN RADEN BAGUS RINANGKU DAERAH KANDANGMAS DI DESA MASIN KUDUS.

***SEKIAN***

0 comments:

Post a Comment

 
Toggle Footer